Halaman

Cari Artikel

Rumah Tahan Gempa

Rumah Tahan Gempa??? Bagaimana membangun atau membeli rumah yang lebih tahan gempa? Suatu bangunan disebut tahan gempa apabila bangunan tersebut tidak mengalami keadaan fatal / ambruk seketika sehingga pemakai bangunan tersebut tidak sempat keluar / menyelamatkan diri dari bangunan.

Tingkat layan tahan gempa bisa tidak rusak sama sekali, kerusakan minor, kerusakan besar tapi dapat diperbaiki, kerusakan sangat parah tapi pemakai dapat menyelamatkan diri [tidak ambruk seketika]

Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 yaitu struktur bangunan atas dan bawah. Dalam hal ini saya hanya membatasi untuk rumah saja sekitar 1-3 lantai saja. lebih dari itu ada baiknya menghubungi ahli teknik struktur untuk analisa gempa yang mendetail.

Adapun konsep penting dari bangunan atas terutama untuk rumah tahan gempa ada 4 untuk ukuran sederhana
1. Konsep kolom kekar dan balok lemah
2. Konsep daktilitas
3. Konsep detail dan konstruksi tahan gempa
4. Analisa gempa dasar (jika memungkinkan)

Konsep kolom kekar dan balok lemah
Dalam mendesain kekuatan rumah sering kita melihat pembuatan kolom dilakukan setelah pemasangan bata, dan ini masih sering terjadi di real estate. Ada baiknya kita melakukan konstruksi kolom yang baik dan benar terlebih dahulu sebelum membangun dinding bata.

Serangan gempa pada balok, jika balok gagal mungkin lantai akan retak dan rusak, kecenderungan runtuh lantai ada tapi kemungkinan penyelamatan diri masih memungkinkan. Tapi serangan gempa pada kolom sangat fatal, karena apabila gagal akan ambruk seketika.

Maka tulangan memanjang kolom harus lebih banyak dan dimensi kolom paling tidak harus lebih besar daripada balok yang telah direncanakan.
Tulangan pengikat geser/ sengkang juga harus lebih banyak terutama di bagian paling bawah dan paling atas dari kolom. Dan sengkang harus tertutup sempurna dikencangkan kearah keluar. Gunakan sengkang sekitar 150mm-250mm sedangkan di tengah bisa 300-400mm.

Tulangan pengikat di balok juga harus diberikan sengkang yang cukup di ujung balok tersebut, dan di daerah pertemuan balkon /tangga karena adanya torsi, dan di daerah bermassa besar seperti balok penyangga penutup bata penuh sampai keatas [seperti kamar mandi/balok dinding luar].
Masing masing kolom tersebut untuk di daerah tanah harus dihubungkan dengan balok sloof yang menggunakan tulangan baja, begitu juga di daerah atas penumpu kuda kuda atap. Balok ini baik di atas maupun di bawah berguna untuk menyalurkan gaya gempa agar ditahan/disalurkan oleh semua kolom. Jadi jangan terlalu irit untuk ukuran sloof dan penulangannya.

* Konsep daktilitas
Konsep daktilitas adalah konsep material baja yang mampu mulur panjang sebelum runtuh. Beton wajib diperkuat baja untuk penulangan agar tahan tarik. Dengan adanya baja ini maka gempa yang masuk ke beton diharapkan ditahan sampai mulur, tidak menyebabkan keruntuhan tiba tiba. Adapun faktor daktilitas untuk jenis struktur ada mulai elastis(1.7), daktilitas terbatas(2-6), daktil penuh(8).

Jadi gaya gempa tersebut dapat dibagi oleh faktor daktail ini dengan asumsi bangunan akan bergoyang/ bukan melawan menahan gaya gempa. Sehingga gaya akan diserap oleh bangunan dengan konsekuensi retak tapi tak runtuh.
seperti konsep beladiri, jika dilawan dengan keras maka akan sama sama hancur, tapi jika diserap maka kerusakan tidak seberapa parah.

Dengan asumsi rangka beton biasa asumsi daktilitas 4 dengan pendetailan yang benar maka untuk dipadang gaya gempa yang diterima adalah sekitar 0.2g - 0.25g untuk tanah keras-lunak, sedangkan di jakarta sekitar 0.16g.
g disini adalah gravitasi per lantai, jadi jika lantai 2 maka akan menerima gaya horizontal sebesar 0.2-0.25 beban lantai tersebut. jika 1 lantai maka hanya akan menerima gaya sebesar bobot atap x faktor g tersebut.

Tentu saja sistem pendetailan harus sesuai dengan sistem rencana daktilitas kita. Untuk beton biasa diasumsikan retak sehingga kapasitas kolom hanya sekitar 0.7 ukuran kotor. dan balok/pelat hanya 0.3 ukuran kotor jika retak.

* Konsep detailing
Usahakan detail penulangan dan pengecoran balok dan kolom lebih baik, seperti membangun kolom terlebih dahulu daripada dinding. bekisting dan pengecoran harus seksama, diketok ketok agar beton terisi sempurna tidak ada yang rapuh.
Gempa biasanya menyerang geser beton, oleh karena itu jumlah sengkang kolom harus mencukupi dan banyak, juga di ujung balok. Kekurangan sengkang menyebabkan beton membengkak dan ambrol.
Daerah pertemuan join kolom dan balok harus yang terkuat, dimana tulangan balok harus cukup masuk kedalam kolom, dan sengkang didaerah ini paling banyak dibanding daerah lain.
Agar tembok tidak runtuh usahakan membuat angkur dari kolom ke tembok menggunakan sisa tulangan baja beton.

* Analisa gempa statik
Analisa gempa dasar jika memungkinkan memang memerlukan keahlian struktural, ada baiknya anda menghubungi mahasiswa teknik sipil untuk analisa 2 dimensi sederhana jika rumah bertingkat 1-3 lantai.Lebih dari itu sebaiknya menghubungi tenaga profesional.

Untuk struktur bawah, tidak ada daktilitas maka dari itu pondasi harus dibuat sesuai dengan kapasitasnya, jika rumah 1-2 lantai mungkin pondasi batu kali masih cukup, lebih dari itu (2-4)saya sarankan menggunakan pondasi telapak atau mini pile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...